Nikah Muda ? Siapa Takut !
Perasaan cinta dan kasih sayang
dalam diri manusia adalah pemberian berharga dari Alloh Ta'ala Robb
alam semesta kepada umat manusia. Dengan cinta dan kasih sayang tersebut,
seseorang akan merasakan kebahagiaan, ketentraman, dan tolong menolong dalam
mengarungi bahtera hidup. Menikah merupakan sunah para nabi dan risalah para
rosul. Sebagai umat, kita berkewajiban meneladani mereka.
Anjuran menikah dalam bentuk
pujian. (QS. al-Nahl [16]: 72). Besarnya manfaat pernikahan dalam
Islam, maka sudah selayaknya seorang muslim yang untuk memberi perhatian serius
demi kemaslahatan kesucian diri dan agamanya. Rosululloh shollallohu alaihi
wasallam pernah memberi wasiat agar pemuda Islam yang telah memiliki
kemampuan menikah untuk bersegera menikah. Ini adalah rahmat Alloh
Ta'ala bagi umat manusia dan merupakan tanda-tanda kekuasaan-Nya. Alloh
Ta'ala berfirman dalam al-Qur’an surat al-Rum ayat 21:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
Dia menciptakan untuk kalian isteri-isteri dari jenis kalian sendiri, supaya
kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara
kalian rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. ar-Rum [30]: 21)
Namun dari segi
kesehatan, sebaiknya
perempuan menghindari menikah di bawah usia 20 tahun. Menurut dr. Cynthia Agnes Susanto, B.Med “Secara epidemiologi minimal usia seorang
perempuan untuk menikah adalah usia 20-21 tahun,". Pada saat perempuan berusia 20-21 tahun, maka
tubuh perempuan, organ reproduksi dan juga kondisi mentalnya sudah siap untuk
menikah atau mengandung dan memiliki anak. dr. Cynthia
menuturkan ada beberapa efek atau bahaya yang timbul jika seseorang menikah
terlalu muda (di bawah 20 tahun), yaitu:
- Secara organ reproduksi ia belum siap untuk berhubungan atau mengandung, sehingga jika hamil berisiko mengalami tekanan darah tinggi (karena tubuhnya tidak kuat). Kondisi ini biasanya tidak terdeteksi pada tahap-tahap awal, tapi nantinya menyebabkan kejang-kejang, perdarahan bahkan kematian pada ibu atau bayinya.
- Sel telur yang dimiliki oleh perempuan tersebut belum siap.
- Berisiko mengalami kanker serviks (kanker leher rahim), karena semakin muda usia pertama kali seseorang berhubungan seks, maka semakin besar risiko daerah reproduksi terkontaminasi virus.
- Kanker serviks ini tidak muncul begitu saja, melainkan membutuhkan waktu 10-20 tahun untuk menjadi kanker dan gejala awalnya pun tidak akan terlihat. Pada stadium awal biasanya tidak menimbulkan keluhan apa pun, tapi pada stadium lanjut akan muncul gejala tidak dapat buang air kecil, pendarahan di luar haid atau nyeri pada panggul.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
memerintahkan para syabab untuk menikah.
يَامَعْشَرَ الشَّبَابِ: مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
“Wahai pemuda, barangsiapa di antara kalian
telah mampu maka hendaknya menikah, karena ia lebih menundukkan pandangan dan
lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu, maka hendaknya ia
berpuasa, sebab ia dapat mengekangnya.” (HR. Bukhari)
Syabab biasa diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia menjadi “pemuda.” Berapakah usianya? Fauzil Adhim dalam
buku Indahnya Pernikahan Dinimenjelaskan, syabab adalah sesesorang yang
telah mencapai masa aqil-baligh dan usianya belum mencapai tiga puluh tahun.
Asalkan sudah memilikiba’ah (kemampuan), maka ia dianjurkan untuk segera
menikah. Dan kini terbukti, banyak manfaat menikah di usia muda di balik
perintah Rasulullah ini.
1. Lebih terjaga dari dosa
Sebagaimana
sabda Rasulullah tersebut, menikah di usia muda itu lebih membantu menundukkan
pandangan dan lebih mudah memelihara kemaluan. Seorang yang menikah di usia
muda relatif lebih terjaga dari dosa zina; baik zina mata, zina hati, maupun
zina tangan.
1.
Lebih bahagia
Hasil
riset National Marriage Project’s 2013 di Amerika Serikat (AS)
menunjukkan, persentase tertinggi orang yang merasa sangat puas dengan
kehidupan pernikahan adalah mereka yang menikah di usia 20-28 tahun. Sebab mereka umumnya belum memiliki banyak
ego-ambisi. Pasangan muda lebih mudah menerima pasangan hidupnya. Hal ini
sejalan dengan hadits atsar Ibnu Umar: “Nikahilah oleh kalian gadis perawan,
sebab (..salah satunya..) ia lebih ridha dengan nafkah yang sedikit.”
2. Lebih puas dalam bercinta
Sedangkan
dalam tingkat kepuasan, menikah di usia muda –diantaranya dengan dukungan fisik
yang masih prima- membuat suami istri lebih menikmati. Lagi-lagi, hal ini
bersesuaian dengan hadits atsar Ibnu Umar: “Nikahilah gadis perawan, sebab ia
lebih segar mulutnya, lebih subur rahimnya dan lebih hangat farjinya…”
3. Emosi lebih terkontrol
Menikah
di usia muda terbukti lebih cepat mendewasakan pasangan tersebut. Dalam arti,
menikah dan berumah tangga membuat seseorang lebih terkontrol emosinya. Ini
dipengaruhi oleh ketenangan yang hadir sejalan dengan adanya pendamping dan
tersalurkannya “kebutuhan batin.” Dan itulah diantara makna sakinah dalam Surat
Ar Rum ayat 21.
Hasil studi sosiolog Norval Glenn dan
Jeremy Uecker pada tahun 2010 mendukung hal ini. Menurut hasil studi tersebut,
menikah pada usia muda akan lebih bermanfaat dari sisi kesehatan dan mengontrol
emosi.
4. 4. Lebih mudah meraih kesuksesan
Sebagian orang menunda menikah dengan alasan
mencapai jenjang karir tertentu atau hidup mapan terlebih dahulu. Padahal, saat
seseorang telah menikah, ia menjadi lebih tenang, merasakan sakinah. Dengan
ketenangan dan stabilnya emosi ini, ia bisa lebih fokus dalam meniti karir dan
beraktifitas apa pun, baik dakwah maupun mencari maisyah. Karenanya tidak
mengherankan jika banyak orang-orang yang sukses di usia 40-an adalah mereka
yang menikah di usia 20-an.
5. Lebih baik bagi masa depan anak-anak
Lebih
baik bagi masa depan anak-anak di sini bukan berarti menikah di usia muda
memungkinkan anak sudah dewasa saat Anda pensiun. Meskipun, hal itu juga bisa
menjadi salah satu pertimbangan.
Namun yang
lebih penting dari itu, menikah di usia muda dan memiliki buah hati di usia
muda, saat Anda belum mapan secara ekonomi berarti Anda dapat mendidik
anak-anak secara langsung merasakan pahit getirnya kehidupan. Artinya mereka
telah mencicipi perjuangan Anda. Dan jangan sampai anak-anak hanya tahu fasilitas
dan hidup enak tanpa merasakan hidup adalah perjuangan. Memang akhir-akhir ini
kita seperti dibombandir kemesraan yang dipertontonkan, yang membuat remaja-remaja yang belum siap jadi baper dan caper.
Ustad Felix Siauw menambahkan bahwa tidak ada
yang salah dengan nikah muda, beliau salut dengan pasangan-pasangan yang berani
nikah muda, menjauhi maksiat dan zina.
Hanya saja orang banyak terlalu fokus pada nikah mudanya, bukan fokus
pada “Bagaimana orang yang nikah muda itu dibina?”. Kunci menikah itu “Menikah Karena Allah”,
yaitu mencintai Allah lebih dari pada segalanya, menjadikannya Allah pertama
dan utama sebelum apapun. Walhasil, tatkala orang melupakan Allah, yang terjadi
banyak yang kebelet nikah, hanya karen amau mesraanya aja, karena trend, bukan
karena Allah. Cinta karena Allah, berarti menjadikan diri memahami Islam lebih
dulu, mengkaji Islam dulu, menjadikan Islam sebagai poros hidup, hidup dengan
Islam .
#Dept. ILMY
#Krearif_Bersama_Ilmy
#KeluargaSejutaCerita
benar!
BalasHapusasalkan sudah siap resiko yang akan dihadapi, boleh lah nikah muda, toh ada banyak keuntungan juga jika berani menikah di usia muda itu.