KAMUS (Kajian Muslimah)



Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Alhamdulillahirobbil’alamin.. tgl  17 april 2013 kemarin agenda KAMUS ( Kajian Muslimah ) dept. Keputrian Sahara berjalan dg lancar. KAMUS kali ini mengangkat tema tentang “Emansipasi Wanita Dalam Perspektif Islam” dg pembicara ukh. Maiza Puspitasari.
Emansipasi sendiri berasal dari bahasa Latin, Emancipatio yang berarti pembebasan dari tangan kekuasaan. Pembebasan dr perbudakan dan pelepasan diri para wanita dr kedudukan sosial ekonomi yg rendah atau dari pengekangan hukum yg membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju.
Namun belakangan ini, tidak sedikit orang yang memanfaatkan “emansipasi” yang menyalahi fitrah wanita. Menuntut agar kaum wanita diperlakukan sederajat dengan kaum pria, menuntut kesetaraan agar diperlakukan sama dengan laki-laki disegala bidang. Padahal yang namanya laki-laki ya tetaplah laki-laki dan wanita tetaplah wanita. Kodrat laki-laki dan wanita berbeda, demikian pula dengan peran dan fungsinya sebagai khalifah di bumi Alloh ini.

Raden Ajeng Kartini, seorang tokoh yang berjuanhg untuk kaumnya, wanita Indonesia, pernah menulis sebuah surat dan berikut petikan suratnya :
“Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.”
Dari petikan suratnya kita dapat mengambil kesimpulan bahwa Ia tidak menginginkan wanita sama dengan laki-laki tetapi Ia hanya ingin wanita dan laki-laki mendapat pelajaran yang sama.

Di dalam Islam sendiri tidak ada kata emansipasi, karena wanita itu kondisinya sudah mulia. Islam memuliakan wanita, apapun kedudukannya, baik sebagai ibu, anak, saudara perempuan, bibi, istri maupun wanita asing.
Rasululloh saw juga memuliakan wanita.
Surga di bawah telapak kaki ibu, al-jannatu tahta aqdamil ummahati.
Begitulah Rasulullah saw. mengajarkan kepada umatnya akan kemuliaan kaum ibu.
Islam tidak membedakan berdasarkan laki-laki dan perempuan, tetapi berdasarkan tingkat ketakwaannya. Allah swt akan selalu merespon doa’-do’a dan permohonan kaum muslim baik lelaki maupun perempuan. Semua doa itu akan didengarkan oleh-Nya. Begitulah janji-Nya dalam Ali Imran ayat 195.


Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman):
Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakkan amal orang-orang yang beramal diantara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain.” (QS. Ali Imran: 195)

Bahkan Rasulullah saw mengajarkan bahwa manusia baik lelaki maupun perempuan semuanya setara laksana gigi sisir yang rata.
  
Manusia itu sama dan setara laksana gigi sisir.” (HR. Ahmad dan Abu
al-Zubair)

Demikian ulasan singkat tentang KAMUS kali ini. Semoga bermanfaat :)
Dan berikut foto-foto saat agenda ini berlangsung...

MC : Iis Dahlia
Nila Kesumah
Moderator : Desy .A

Ukh. Izza








Sekian dan terima kasih.. ^^
Wassalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FOSSA CUBITI

Jean Watson

Raker Sahara PSIK FK UNSRI