Catatan Wanita Calon Penghuni Surga



Assalamualaikum   ^^
annyeong haseo
kaifa haluk ukhti-ukhti semua???
gak kerasa ya sahara udah ganti pengurus baru sekarang, semoga pengurus baru bisa menjalankan
amanah dengan sebaik-baiknya :)
Edisi perdana bulletin keputrian kali ini akan mengupas fitrah yang ada pada setiap manusia yaituuuuuu
ehem ehem soal suka sama lawan jenis gitu
:)
Pernah inget kalimat ini “….aku ingin halal bagimu. Islam memang telah menghapus perbudakan. tapi demi rasa cintaku padamu yang tiada terkira dalamnya terhujam di dada aku ingin menjadi budakmu. Budak yang halal bagimu, yang bisa kau seka air matanya, kau belai
rambutnya dan kau kecup keningnya (dikutip dari ayat-ayat cinta). Yaps kata-kata Noura yang sedang jatuh cinta kepada Fahri.
Jadi gimana dong, kita semua tau lah islam ituuu gak boleh pacaran kecuali kalo udah nikahan :D
TAPIIII namanya remaja mau dewasa itu kaan masih suka ababil jalan pikirannya ^^, masih suka copy
paste sama apa yang dia liat,
nahlo kan, sekarang kita coba resapi apa yang di ungkapkan sama ukhti kita satu ini

Catatan Wanita Calon Penghuni Surga

Bagaiamana akan mendapat istri sekualitas Hajar jika tak setegar Ibrahim?
Bagaimana akan mendapat istri seperti Sayyidah Rasya Rantisi jika tak setangguh Abdul Aziz Rantisi?
Bagaimana akan mendapat suami semacam Abdullah Azzam
sang reviver jihad abad 20 jika tak seikhlas Ummu Muhammad?
dan bagaimana akan Mendapat suami seperti Ali Karramallahu wajha jika tak sebobot Fatimah Azzahra.
Kalimat yang aku kutip dari buku “Agar Jatuh Cinta Tak Menjadi Bencana” cukup membuat hatiku bergetar.
Ngomongin masalah cinta, tak lepas dari kehidupan, dan ngomongin masalah kehidupan pasti selalu butuh perjuangan, yaa hidup adalah perjuangan dan tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan.
Sama halnya dengan pengorbanan Rasullullah yang harus meninggalkan Mekkah dan pengorbanan Ali sebagai umpan.
Begitu juga dengan berhijrah untuk hal kebaikan, memutuskan sesuatu untuk kebaikan pasti ada hal yang akan dikorbankan, baik itu harta, tenaga maupun perasaan.
Ya…perasaan harus dikorbankan demi kebaikan yang jelas terbentang di hadapanku
Aku terkadang berharap kelak nantinya akan bertemu seorang lelaki yang tak hanya indah paras namun indah pula akhlak nya, yang mampu membimbingku menuju Jannah-Nya. Seketika aku terdiam mengingat harapan-harapanku mengenai jodohku saat itu.
Namun hatiku seolah berkata, teriak dengan sekencang-kencangnya Jangan kau terlalu berharap akan mendapatkan pasangan hidup yang suci jika diri sendiri tak mensucikan diri.
Terkadang aku lelah dengan hati yang hampa, namun lagi-lagi hatiku seolah bicara “jangan takut merasa sepi, karena yakinlah Allah selalu ada di hati. Jangan resah memikirkannya yang belum tentu memikirkanmu, percayalah Allah selalu mencinta tanpa membuatmu resah.
Janji Allah selalu meyakinkan bahwa lelaki yang baik hanya untuk wanita yang baik, dan begitupun sebaliknya. Yakinkan itu untuk melepas seorang yang kusayang, namun kusadari belum tentu dialah pemilik tulang rusukku dan belum tentu mencintai aku seperti Allah mencintaiku dengan setulusnya.
Aku tersadar, ketika aku memberikan cintaku kepada orang yang belum pantas untuk kucinta, aku tersadar ketika cintaku membawa pengaruh buruk untuk diriku. Jangan kau sangka pengaruh buruk
itu hanya dalam lingkup “berpegang-pegangan atau yang lainnya”, namun lebih dari itu, betapa hinanya aku ketika aku sedang shalat lelaki yang terlintas di benakku, lelaki yang saat itu jelas bukan mahramku. Betapa sedihnya aku di saat aku harus merasakan nikmatnya cinta Tuhanku kini tertutupi dengan cinta orang yang belum tentu menjadi kekasih kekalku.
Aku putuskan untuk berusaha menjauhi perasaan cinta yang terkadang datang dengan tiba-tiba. Aku selalu menanti sampai Allah mempertemukan kami, diwaktu yang tepat dengan penuh kesucian dan penuh harapan. Aku tidak tau siapa dia, karena itu rahasia Allah. Tapi yang aku yakin dia pasti menjaga cintanya sama seperti aku saat ini. InsyaAllah (SEPTIANI SUDARWANTO)

Jadi gimana dong nambah galau yaaaa????nah nah simak dialog berikut ini
A : “Ustad, bagaimana kalo kita bertemu dan suka pada lawan jenis?”
B : “Suka sama lawan jenis?saya juga mengalami itu. Dan itu artinya kalian
sehat dan normal. Memang  sudah kodrat kita sebagai manusia, saling suka lawan jenis . “Tapi tau gak, suka itu datang dari sono, jadi kita  harus ikut aturan yang disono(#sambil nunjuk langit). Suka dan cinta datang dari Allah”
A : “Jadi maksud ustad?”
B : “Suka boleh saja, tapi jangan sampai kalian berduaan, karena banyak mudharatnya.
nanti kalau bedua-duaan, ada mahluk ketiga yang diam-diam berada di antara kalian. Dia adalah setanyang membisikkan berbagai hal buruk yang bisa membuat kalian terba wa arus dan melanggar aturan agama. Jadi,berteman boleh saja tapi jangan berpacaran  kalau nanti tiba masanya, umur kalian cukup dan kemampuan ada, barulah kalian berpasang-pasangan menjadi sebuah keluarga melalui pernikahan. Percayalah sesungguhnya itu lebih baik dan aman buat kalian semua (disadur dari novel Ranah 3 Warna)

okedeh, sekian dulu buat edisi kali ini,semoga bisa nambah wawasan keimanan temen² semua yaaa….syukron
Wassalamualaikum wr wb

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FOSSA CUBITI

Jean Watson

Raker Sahara PSIK FK UNSRI